Sepakbola

Timur Tengah Mencengkeram Eropa: Ini 9 Klub yang Dimiliki Orang Arab

single-image

Upaya Arab Saudi membeli Newcastle United menegaskan kekuatan uang Timur Tengah. Sudah beberapa klub Eropa dimiliki orang-orang bangsa Arab, berikut di antaranya.

Arab Saudi via Dana Investasi Publik (PIF) yang dipimpin Pangeran Mohammed bin Salman, dikabarkan tengah bernegosiasi dengan pemilik Newcastle United Mike Ashley untuk akuisisi klub. Nilai akuisisi ini diperkirakan mencapai 340 juta paun atau sekitar Rp 6,04 triliun (kurs 1 paun = Rp 17.769).

Sebelumnya PIF pernah menunjukkan ketertarikan terhadap Manchester United dan Chelsea. Tapi tak ada transaksi yang terjalin.

PIF, yang mengelola dana kekayaan Arab Saudi, saat ini diketahui punya aset senilai 320 miliar USD atau sekitar Rp 4.367 triliun. Jika berhasil mengakuisisi Newcastle, maka bertambah pula pengaruh Timur Tengah di sepakbola Eropa.

Manchester City

Keberhasilan Manchester City menembus level elite Inggris dan menjuarai Premier League tak lepas dari kekuatan finansial pemiliknya, Sheikh Mansour. Keluarga Kerajaan Uni Emirat Arab ini membeli Man City pada 2008 silam dan menggelontorkan dana besar untuk mengangkat prestasi klub.

Bukan pekerjaan yang terlalu sulit buat Sheikh Mansour untuk menaikkan level Man City. Sebab ia adalah Ketua Otoritas Investasi Emirat (EIA), yang mengelola dana kekayaan negara.

Paris Saint-Germain

Pada 2011 silam, Qatar Sports Investments membeli klub Prancis, Paris Saint-Germain. Grup yang dipimpin oleh pengusaha kelahiran Oman, Nasser Al-Khelaifi, ini merupakan anak usaha dari Otoritas Investasi Qatar (QIA), yang mengelola kekayaan negara.

Maka jangan heran kalau PSG punya dana melimpah untuk membangun tim dan kini jadi salah satu klub terkaya di dunia. PSG masih memegang rekor pembelian pemain termahal kala menebus Neymar dari Barcelona seharga 222 juta euro.

Everton

Selain Man City, pengaruh Arab di Liga Inggris juga terasa di Everton. Farhad Moshiri mulanya membeli 49,9% saham klub pada 2016, lalu meningkatkan persentasenya hingga 68,6% di 2018, dan kini sudah menguasai 77,2% saham The Toffees.

Farhad, lahir di Iran dan punya kewarganegaraan Inggris, juga sempat punya saham Arsenal. Ia merupakan pengusaha di bidang baja dan energi.

Sheffield United

Sementara Pangeran Arab Mohammed bin Salman baru berusaha membeli Newcastle, pangeran lainnya yakni Abdullah bin Mosaad bin Abdulaziz Al Saud sudah lebih dulu menginjakkan kaki di Liga Inggris. Ia membeli separuh kepemilikan klub pada 2013 dan sejak tahun lalu menjadi pemilik penuh usai memenangi pertarungan hukum dengan pemilik lama, Kevin McCabe.

Sheffield saat ini tengah tampil apik di Liga Inggris. Mereka menempati urutan delapan klasemen dengan 33 poin dan cuma satu poin dari Manchester United di posisi lima, yang merupakan batas zona Eropa.

Hull City

Hull City dimiliki Assem Allam, seorang pebisnis asal Mesir sejak 2010. Di bawah kepemilikannya, Hull naik turun kelas antara Championship dan Premier League.

Belakangan hubungan Allam dengan fans memburuk. Salah satu penyebabnya adalah upaya Allam mengubah nama klub menjadi Hull Tigers.

Aston Villa

Setelah 28 tahun di puncak piramida sepakbola Inggris, Aston Villa terdegradasi pada 2016. Setelah mengalami masalah finansial, datang dua orang yakni Nassef Sawiris dan Wes Edens membeli 55% saham klub, dibagi rata antara keduanya.

Keduanya pun kini memegang kontrol klub. Nassef merupakan pengusaha asal Mesir dan merupakan orang terkaya keempat di Afrika menurut Forbes.

Malaga

Setelah mengalami kesulitan keuangan, Malaga dibeli Sheikh Qatar, Abdullah bin Nasser Al Thani, pada 2010. Sempat menanjak prestasinya hingga mencapai perempatfinal Liga Champions pada 2012/2013, Malaga kemudian malah menurun dan kini masih bertarung di divisi dua Liga Spanyol.

Almeria

Arab Saudi juga punya pengaruh di Spanyol. Klub divisi dua Liga Spanyol yakni Almeria saat ini dipunyai kepala Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi, Turki al-Sheikh.

TSV 1860 Munich

Di sepakbola Jerman, kehadiran bangsa Arab diwakili oleh pengusaha Yordania Hasan Abdullah Ismaik. Ia membeli 60% saham klub pada 2011, namun hak suaranya dibatasi hanya 49% karena aturan sepakbola di Jerman.

Saat ini TSV 1860 Munich ada di divisi tiga Liga Jerman.

Leave a Comment

You may also like